Menulislah untuk Kebaikan
Dua tahun belakangan ini, aku sering memikirkan mengenai catatan amal, memikirkan tugas malaikat yang setia berada di sebelah kiri dan kananku, yang tak luput sekejap pun mencatat segala kelakuanku.
Apa yang bisa kulakukan agar malaikat sebelah kananku nampak sibuk, dan membujuk malaikat di sebelah kiriku agar ‘duduk manis’ saja?
Dengan cara apa aku menabung pahala?
Bagaimana memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya?
Apa saja yang dapat kuperbuat untuk menanam modal sebagai investasi akhiratku, kelak?
Nyatanya kemampuanku masih sebatas merangkai kata-kata.
Ya, aku memilih menulis sebagai salah satu ladang investasi terbesarku, walaupun sebenarnya aku bukanlah seorang penulis.
Ada satu suntikan semangat yg luar biasa dari seorang penulis yg mungkin tak asing lagi bagi kita, yaitu Ahmad Rifai Rifan.
Yakni ketika nanti di Mahsyar aku terbelalak melihat catatan amalku. “Ya Allah, bukankah timbangan amal baik ku tidak seberat ini?
Kemudian betapa indahnya ketika aku mendapat jawaban dari-Nya.
"Ya, kau benar. Tapi ribuan orang telah tergerak beramal kebaikan setelah membaca tulisanmu.
Berantai amalan sunnah telah terkerjakan setelah ribuan orang membaca karya yang lahir dari jemarimu…”
Merinding aku saat membacanya.
Maka, mengapa aku menulis? Inilah jawabanku.
Aku tak pernah menganggap kegiatan menulis di sosial media seperti facebook, instagram, twitter, tumblr dan lainnya sebagai kegiatan yang sia-sia.
Bukan sebagai ajang sok-sok'an atau sekedar menguji intelektualitas. Buat apa?
Selama niat menulis untuk kebaikan ini tetap terjaga, semoga Allah beri jalan. Agar senantiasa menapaki jalan yang lurus, jalan yang diridhoi-Nya. Aamiin 🌸
Kontrubusi oleh @arumi.shanum
-duniajilbab
Apa yang bisa kulakukan agar malaikat sebelah kananku nampak sibuk, dan membujuk malaikat di sebelah kiriku agar ‘duduk manis’ saja?
Dengan cara apa aku menabung pahala?
Bagaimana memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya?
Apa saja yang dapat kuperbuat untuk menanam modal sebagai investasi akhiratku, kelak?
Nyatanya kemampuanku masih sebatas merangkai kata-kata.
Ya, aku memilih menulis sebagai salah satu ladang investasi terbesarku, walaupun sebenarnya aku bukanlah seorang penulis.
Ada satu suntikan semangat yg luar biasa dari seorang penulis yg mungkin tak asing lagi bagi kita, yaitu Ahmad Rifai Rifan.
Yakni ketika nanti di Mahsyar aku terbelalak melihat catatan amalku. “Ya Allah, bukankah timbangan amal baik ku tidak seberat ini?
Kemudian betapa indahnya ketika aku mendapat jawaban dari-Nya.
"Ya, kau benar. Tapi ribuan orang telah tergerak beramal kebaikan setelah membaca tulisanmu.
Berantai amalan sunnah telah terkerjakan setelah ribuan orang membaca karya yang lahir dari jemarimu…”
Merinding aku saat membacanya.
Maka, mengapa aku menulis? Inilah jawabanku.
Aku tak pernah menganggap kegiatan menulis di sosial media seperti facebook, instagram, twitter, tumblr dan lainnya sebagai kegiatan yang sia-sia.
Bukan sebagai ajang sok-sok'an atau sekedar menguji intelektualitas. Buat apa?
Selama niat menulis untuk kebaikan ini tetap terjaga, semoga Allah beri jalan. Agar senantiasa menapaki jalan yang lurus, jalan yang diridhoi-Nya. Aamiin 🌸
Kontrubusi oleh @arumi.shanum
-duniajilbab
Komentar
Posting Komentar