Pernah ga sih kamu ngerasa dititik yang paling kamu benci?
Dimana kamu ngerasa lelah sama semuanya.
Disaat kamu lagi butuh banget seseorang yang bisa ngerti keadaan kamu.
Disaat kamu butuh temen curhat yang rela ngasih sandarannya tanpa tanya kamu kenapa tapi dia ngerti apa yang kamu maksud.
Disaat kamu cape hadepin orang yang selama ini kamu pertahanin meskipun kamu sebenernya udah ga mampu lagi buat kamu pertahanin.
Disaat orang yang kamu sayang dan biasanya selalu ada malah pergi gitu aja karena keegoisan kamu
Disaat orang yang kamu sayang tanpa sedikitpun perduli tentang apa yang kamu rasain saat itu
Disaat hati kamu hancur sehancurnya dan kamu menangis sekenceng kencengnya.
Satu satun kemarin aku lagi jatuh sejatuh jatuhnya.
Disaat aku kehilangan sahabat lamaku demi sahabat baru.
Disaat kehilangan sahabat baru demi sosok yang aku cintai.
Kehilangan teman yang paling aku percayai.
Dimana aku harus berkali kali bertengkar dengan orang orang yang aku sayangi.
Dimana aku kira aku tak sanggup lagi menjalani hidup ini.
Bukan perkara yang mudah menjalin sebuah persahabatan.
Bukan hal yang mudah untuk mempertahankan suatu hubungan.
Bukan sesuatu yang mudah dipahami ketika dua hati yang berbeda disatukan.
Bukan tentang siapa yang ingin bertahan lebih lama lagi.
Aku berkali kali aku coba untuk mengerti, untuk bisa terus mempertahankan dua dunia yang berbeda.
Untuk terus bisa lebih tahan menghadapi sikap kekecewaan, menghadapi perbedaan, menghadapi keegoisanku yang serakah menginginkan dua hal yang belum tentu bisa aku terus hadapi
Mengapa begitu rumit?
Mengapa begitu sakit?
Mengapa begitu sulit?
Dan mengapa tuhan begitu tak adil?
Ketika beribu kebaikan aku lakukan begitu sia sia ketika aku berbuat satu kesalahan
Ketika masa SMA-ku yang hanya tinggal beberapa bulan ini, aku harus merasakan bagaimana rasanya ditinggal oleh orang orang yang aku sayang.
Bahkan kata maafpun rasanya tidak cukup.
Dan ketika kamu coba untuk menjadi seseorang yang lebih baikpun rasanya sangat sulit.
Mungkin ini suatu kesalahan yang tidak bisa ditoleransi lagi.
Keegoisanku berkali kali membuat kesalahan yang begitu fatal
Aku berkali kali kehilangan apa yang telah aku raih.
Berkali kali melepaskan yang seharusnya tak pantas aku lepaskan.
Maafkan aku kawan, maafkan aku.
Kamu benar, tak baik aku memilih orang yang belum tentu mengerti apa yang aku rasakan. Karena sebuah persahabatan tak dapat aku gantikan dengan apapun.
Dan cinta itu hanya nafsu sesaat. Tak akan bertahan lama, seperti cintanya.
Dimana kamu ngerasa lelah sama semuanya.
Disaat kamu lagi butuh banget seseorang yang bisa ngerti keadaan kamu.
Disaat kamu butuh temen curhat yang rela ngasih sandarannya tanpa tanya kamu kenapa tapi dia ngerti apa yang kamu maksud.
Disaat kamu cape hadepin orang yang selama ini kamu pertahanin meskipun kamu sebenernya udah ga mampu lagi buat kamu pertahanin.
Disaat orang yang kamu sayang dan biasanya selalu ada malah pergi gitu aja karena keegoisan kamu
Disaat orang yang kamu sayang tanpa sedikitpun perduli tentang apa yang kamu rasain saat itu
Disaat hati kamu hancur sehancurnya dan kamu menangis sekenceng kencengnya.
Satu satun kemarin aku lagi jatuh sejatuh jatuhnya.
Disaat aku kehilangan sahabat lamaku demi sahabat baru.
Disaat kehilangan sahabat baru demi sosok yang aku cintai.
Kehilangan teman yang paling aku percayai.
Dimana aku harus berkali kali bertengkar dengan orang orang yang aku sayangi.
Dimana aku kira aku tak sanggup lagi menjalani hidup ini.
Bukan perkara yang mudah menjalin sebuah persahabatan.
Bukan hal yang mudah untuk mempertahankan suatu hubungan.
Bukan sesuatu yang mudah dipahami ketika dua hati yang berbeda disatukan.
Bukan tentang siapa yang ingin bertahan lebih lama lagi.
Aku berkali kali aku coba untuk mengerti, untuk bisa terus mempertahankan dua dunia yang berbeda.
Untuk terus bisa lebih tahan menghadapi sikap kekecewaan, menghadapi perbedaan, menghadapi keegoisanku yang serakah menginginkan dua hal yang belum tentu bisa aku terus hadapi
Mengapa begitu rumit?
Mengapa begitu sakit?
Mengapa begitu sulit?
Dan mengapa tuhan begitu tak adil?
Ketika beribu kebaikan aku lakukan begitu sia sia ketika aku berbuat satu kesalahan
Ketika masa SMA-ku yang hanya tinggal beberapa bulan ini, aku harus merasakan bagaimana rasanya ditinggal oleh orang orang yang aku sayang.
Bahkan kata maafpun rasanya tidak cukup.
Dan ketika kamu coba untuk menjadi seseorang yang lebih baikpun rasanya sangat sulit.
Mungkin ini suatu kesalahan yang tidak bisa ditoleransi lagi.
Keegoisanku berkali kali membuat kesalahan yang begitu fatal
Aku berkali kali kehilangan apa yang telah aku raih.
Berkali kali melepaskan yang seharusnya tak pantas aku lepaskan.
Maafkan aku kawan, maafkan aku.
Kamu benar, tak baik aku memilih orang yang belum tentu mengerti apa yang aku rasakan. Karena sebuah persahabatan tak dapat aku gantikan dengan apapun.
Dan cinta itu hanya nafsu sesaat. Tak akan bertahan lama, seperti cintanya.
Komentar
Posting Komentar