Menulislah untuk Kebaikan
Dua tahun belakangan ini, aku sering memikirkan mengenai catatan amal, memikirkan tugas malaikat yang setia berada di sebelah kiri dan kananku, yang tak luput sekejap pun mencatat segala kelakuanku. Apa yang bisa kulakukan agar malaikat sebelah kananku nampak sibuk, dan membujuk malaikat di sebelah kiriku agar ‘duduk manis’ saja? Dengan cara apa aku menabung pahala? Bagaimana memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya? Apa saja yang dapat kuperbuat untuk menanam modal sebagai investasi akhiratku, kelak? Nyatanya kemampuanku masih sebatas merangkai kata-kata. Ya, aku memilih menulis sebagai salah satu ladang investasi terbesarku, walaupun sebenarnya aku bukanlah seorang penulis. Ada satu suntikan semangat yg luar biasa dari seorang penulis yg mungkin tak asing lagi bagi kita, yaitu Ahmad Rifai Rifan. Yakni ketika nanti di Mahsyar aku terbelalak melihat catatan amalku. “Ya Allah, bukankah timbangan amal baik ku tidak seberat ini? Kemudian betapa indahnya ketika aku mendapat...